Maxgrosir.com, MADIUN – Pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Madiun masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng di pasar.
Seorang penjual nasi sayur di Pasar Dungus, Gemiyati mengatakan sudah hampir satu bulan dirinya tidak mendapatkan minyak goreng curah.
Sebelum Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan dicabut, ia lebih memilih menggunakan minyak goreng kemasan walaupun harus antre atau pesan jauh-jauh hari ke toko langganannya.
Namun setelah HET tersebut dicabut, ia berniat untuk beralih ke minyak goreng curah tapi ternyata di pasaran sangat sulit didapatkan.
Menurut Gemiyati, saat ini stok minyak goreng curah di pasar sangat terbatas, berbeda dengan minyak goreng kemasan yang mulai lebih mudah didapatkan.
“Minyak goreng curah kosong, kalau yang kemasan banyak tapi harganya terlalu tinggi, Rp 24 ribu sampai Rp 26 ribu,” kata Gemiyati, Kamis (24/3/2022).
Gemiyati sendiri sudah mulai menaikkan harga gorengannya sebesar Rp 250. Jika sebelumnya ia menjual gorengannya dengan harga Rp 1 ribu, kini ia menjualnya dengan harga Rp 1.250.
“Kalau dulu seribu, sekarang lima ribu dapat 4, cuma naik Rp 250. Naiknya sedikit dibandingkan minyak goreng harganya naik dua kali lipat,” lanjutnya.
Gemiyati terpaksa menaikkan harga gorengannya, karena jika langkah tersebut tidak diambil maka dirinya akan merugi.
Kepada pemerintah ia berharap agar bisa menekan harga minyak goreng menjadi lebih terjangkau. Atau sesering mungkin melakukan operasi pasar minyak goreng seperti yang dilakukan pada hari Kamis (24/3/2022) ini, di Pasar Dungus, Kecamatan Wungu.
Di operasi pasar minyak goreng tersebut, ia mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp 14.500 per kilogram.
#Minyak #Goreng #Curah #Masih #Langka #PKL #Kabupaten #Madiun #Naikkan #Harga #Dagangan
Sumber : surabaya.tribunnews.com