Maxgrosir.com, LAMONGAN – Lupakan kampanye untuk Pilpres 2024 atau dampak perang Rusia-Ukraina, yang pasti saat ini para nelayan di Pantai Utara (Pantura) Lamongan sedang resah. Bagaimana tidak, tangkapan rajungan yang selama ini menjadi andalan para nelayan, semakin sulit terselamatkan akibat harga yang terus melorot drastis.
Selama sepekan terakhir, sampai Kamis (2/6/2022), harga rajungan hasil tangkapan nelayan Lamongan benar-benar menyentuh titik nadir. Kalau dua bulan yang lalu harga daging rajungan masih Rp 420.000 sampai Rp 450.000 per KG dan rajungan mentah yang masih bercangkang bisa dijual Rp 150.000 per KG.
Tetapi sekarang daging rajungan dan rajungan bercangkang terjun bebas dengan harga Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per KG.
“Kemarin ada yang beli hanya Rp 35.000 per KG. Justru yang sangat ditakutkan nelayan, semakin banyak pabrik yang tutup dan ini pasti menjadikan harga terus turun. Ini menghawatirkan dan memicu keresahan,” ungkap Ketua Rukun Nelayan Paciran yang juga penasehat KAHMI Lamongan, Muchlisin Amar kepada SURYA.
Dan sampai sejauh ini belum adanya informasi yang dari pemerintah khususnya Kementrian Perdagangan, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan dinas vdi tingkat proinsi maupun kabupaten mengenai jatuhnya harga rajungan itu.
Saat ini rajungan hasil tangkapan nelayan sedang melimpah, namun tidak bisa terjual karena banyak pengepul yang tutup. Nelayan tidak bisa bertransaksi karena belasan eksportir rajungan ternyata juga tutup sementara.
Alasan yang mengemuka dari para pengepul adalah, karena ada kelebihan stok di pabrik yang belum bisa diserap di negara tujuan ekspor. “Ini sangat meresahkan walaupun sebetulnya hasil tangkapan rajungan melimpah, rata-rata dapat 15 KG sampai 20 KG per hari,” kata seorang nelayan di Kampung Sukunan, Desa/Kecamatan Paciran.
Muchlisin membenarkan keresahan para nelayan itu, dan ia mengetahui bahwa dalam sepekan ini hasil tangkapan rajungan cukup melimpah, namun harga malah turun terus.
Dan dari pemantauan Rukun Nelayan Paciran, para nelayan terpaksa melempar tangkapannya ke pasar lokal dengan harga seadanya. Seperti menjual rajungan kepada para penjual eceran atau pengepul lokal. “Karena untuk menjual ke pabrikan, sementara terganjal,” tambahnya.
Muchlisin mengaku, Rukun Nelayan Paciran menanggung beban yang lumayan berat. Demi membawa aspirasi para nelayan itu, pihaknya terpaksa mengkonfirmasi kepada berbagai pihak, termasuk ke KKP, Dirjen PDSPKP (Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan) KKP, Gubernur Jatim, sampai Bupati Lamongan, bahkan ke DPR RI, DPR Provinsi Jatim dan DPR Lamongan, sudah dilakukan.
#Harga #Rajungan #Lamongan #Jatuh #Titik #Nadir #Nelayan #Terpaksa #Gedor #Pintu #Pemda #DPRD #sampai #KKP
Sumber : surabaya.tribunnews.com